Menyusui Saat Hamil, Amankah?
Menyusui ketika hamil, amankah? Pertanyaan tersebut sering dilontarkan oleh para ibu yang dalam masih dalam tahap menyusui tapi sudah menerima kehamilan. Kondisi tersebut bukannya tidak mungkin, mengingat kehamilan ialah karunia Yang Mahakuasa yang mampu datang kapan saja tanpa kita minta ataupun rencanakan. Bukan tanpa alasannya ialah mengapa banyak ibu yang menanyakan dilema tersebut. Karena beberapa orang renta jaman dulu akan menyebutkan jikalau ASI pada ketika hamil mengandung darah, sehingga tidak baik untuk perkembangan si kakaknya. Menyusui Saat Hamil dalam Islam disebut sebagai al-ghiilah. Sedangkan hukumnya sendiri ialah boleh, sebagaimana hadits yang artinya :
Pengalaman Menyusui Saat Hamil Aku sendiri pernah mengalami kejadian tersebut. Pada ketika anak kedua berusia 17 bulan, tiba-tiba beliau rewel dan demam. Dokter bilang kalau anakku mengalami radang tenggorokan biasa. Aku sempat bingung, karena demamnya masih terus naik turun hingga tiga hari. Faris juga rewel dan susah menyusu, padahal biasanya kalau sakit, beliau akan rajin menyusu. Tidak mau terjadi sesuatu yang buruk, akupun membawa Faris ke RSUD Sidoarjo.
Sesampainya di IGD, perawat mengambil sampel darah untuk diperiksa di laboratorium. Selama di ruang IGD, Faris menangis dan berontak. Akhirnya saya menunggu hasil lab di teras IGD seraya mendekap tubuhnya akrab dalam gendongan. Sungguh air mataku tak mampu kubendung membayangkan anakku harus berbaring di RSUD. Mulutku tak hentinya membaca doa dan ayat-ayat derma untuk putraku. Sungguh, hatiku terasa pilu ketika itu.
Tak lama kemudian, petugas memanggil nama anakku. Namun karena Faris tidak mau masuk ke ruangan, hasilnya suami yang mendengarkan penjelasan dokter mengenai hasil lab. Alhamdulillah, kondisi kesehatan anakku tidak ada dilema alias baik-baik saja dan dokter mengijinkan Faris pulang.
Entah apa yang terjadi, tapi yang terang sepulang dari RSUD, kesehatan faris berangsur-angsur membaik. Suhu badannya normal dan beliau kembali riang. Setelah semuanya beres, kini giliran saya yang loyo. Tadinya saya mikir kalau saya pasti kecapekan setelah merawat Faris yang sakit beberapa hari lalu. Namun entah kenapa feeling berkata lain, ada yang asing dalam perutku. Memang, selama masa menyusui, siklus haidku belum terlalu normal. Kadang beberapa bulan lamanya saya tidak mengalaminya.
Okey dech, setelah mengutarakan kondisiku. Suamipun berinisiatif membeli testpack di apotik. Pagi harinya, saya melihat hasil test sangat luar biasa. Dua strip merah? Subhanallah… Bahagia dan duka bercampur jadi satu, secara saya masih ingin menyusui Faris hingga 2 tahun penuh. Tapi kesedihanku tak berlarut-larut setelah dokter kandunganku mengijinkan saya untuk melanjutkan proses menyusui bayiku.
Dari pengalamanku diatas, tentunya mampu disimpulkan bahwa tubuh ibu hamil akan secara alami memprioritaskan kebutuhan janin yang tumbuh dalam kandungan, namun tentunya tanpa mengurangi zat-zat yang diperlukan untuk produksi ASI. Meskipun mampu dibilang aman, namun ketika memutuskan menyusui ketika hamil, Ibu harus memperhatikan syarat-syarat berikut ini :
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Sungguh, saya ingin melarang (kalian) dari perbuatan ghiilah. Lalu saya melihat bangsa Romawi dan Persia dimana mereka melaksanakan ghiilah terhadap belum dewasa mereka. Ternyata hal itu tidak membahayakan belum dewasa mereka”(HR. Muslim)
Pengalaman Menyusui Saat Hamil Aku sendiri pernah mengalami kejadian tersebut. Pada ketika anak kedua berusia 17 bulan, tiba-tiba beliau rewel dan demam. Dokter bilang kalau anakku mengalami radang tenggorokan biasa. Aku sempat bingung, karena demamnya masih terus naik turun hingga tiga hari. Faris juga rewel dan susah menyusu, padahal biasanya kalau sakit, beliau akan rajin menyusu. Tidak mau terjadi sesuatu yang buruk, akupun membawa Faris ke RSUD Sidoarjo.
Sesampainya di IGD, perawat mengambil sampel darah untuk diperiksa di laboratorium. Selama di ruang IGD, Faris menangis dan berontak. Akhirnya saya menunggu hasil lab di teras IGD seraya mendekap tubuhnya akrab dalam gendongan. Sungguh air mataku tak mampu kubendung membayangkan anakku harus berbaring di RSUD. Mulutku tak hentinya membaca doa dan ayat-ayat derma untuk putraku. Sungguh, hatiku terasa pilu ketika itu.
Tak lama kemudian, petugas memanggil nama anakku. Namun karena Faris tidak mau masuk ke ruangan, hasilnya suami yang mendengarkan penjelasan dokter mengenai hasil lab. Alhamdulillah, kondisi kesehatan anakku tidak ada dilema alias baik-baik saja dan dokter mengijinkan Faris pulang.
Entah apa yang terjadi, tapi yang terang sepulang dari RSUD, kesehatan faris berangsur-angsur membaik. Suhu badannya normal dan beliau kembali riang. Setelah semuanya beres, kini giliran saya yang loyo. Tadinya saya mikir kalau saya pasti kecapekan setelah merawat Faris yang sakit beberapa hari lalu. Namun entah kenapa feeling berkata lain, ada yang asing dalam perutku. Memang, selama masa menyusui, siklus haidku belum terlalu normal. Kadang beberapa bulan lamanya saya tidak mengalaminya.
Okey dech, setelah mengutarakan kondisiku. Suamipun berinisiatif membeli testpack di apotik. Pagi harinya, saya melihat hasil test sangat luar biasa. Dua strip merah? Subhanallah… Bahagia dan duka bercampur jadi satu, secara saya masih ingin menyusui Faris hingga 2 tahun penuh. Tapi kesedihanku tak berlarut-larut setelah dokter kandunganku mengijinkan saya untuk melanjutkan proses menyusui bayiku.
Lanjutkan saja! Yang Mahakuasa itu Maha Adil, Dia sudah menetapkan Rezeki untuk hamba_Nya. Jadi, baik si kakak dan adik yang dalam kandungan, sudah memiliki jatah rezeki sendiri-sendiri. Jatah rezeki adiknya tidak mungkin tertukar dengan kakaknya, begitupun sebaliknya.
Jadi, menyusui ketika hamil, amankah? Allahu Akbar, saya berhasil menerangkan bahwa tidak ada dilema apapun pada kehamilanku. Janin dalam perutku sangat sehat dan baik-baik saja, dan Farispun tak kurang satu apapun. Akupun berhasil menyelesaikan peran menyusui hingga Faris berusia 2 tahun dan saya menyapihnya, sempurna 3 bulan sebelum melahirkan.
Faris dan Zahraa yang selalu rukun
Faris dan Zahraa yang selalu rukun
Dari pengalamanku diatas, tentunya mampu disimpulkan bahwa tubuh ibu hamil akan secara alami memprioritaskan kebutuhan janin yang tumbuh dalam kandungan, namun tentunya tanpa mengurangi zat-zat yang diperlukan untuk produksi ASI. Meskipun mampu dibilang aman, namun ketika memutuskan menyusui ketika hamil, Ibu harus memperhatikan syarat-syarat berikut ini :
- Dokter menyatakan kehamilan Anda sehat dan tanpa ada masalah
- Ibu tidak mengalami keluhan apapun pada kehamilannya
- Suami dan ibu ridho untuk melanjutkan menyusui
Segera stop menyusi apabila :
- Dokter menyatakan kehamilan ibu berisiko tinggi, misalnya keguguran
- Muncul gelaja-gejala yang membahayakan kehamilan, misalnya : kontraksi, kram, keluar lendir kemerahan, keluar air ketuban, nyeri di bab pinggang, dan lain sebagainya. Segera hubungi dokter biar dilakukan upaya medis.
Tips Menyusui ketika hamil, antara lain :
- Cukupi kebutuhan gizi harian Anda
- Cukupi asupan cairan
- Atur contoh istirahat yang cukup
- Jangan lupa tetap olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.
So, Menyusui ketika hamil, amankah? Aman saja, tapi jangan lupa perhatikan syarat-syarat diatas ya! Okey dech, semoga sharing pengalaman dan gosip diatas dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua.(baca juga makanan dan minuman yang membantu melancarkan ASI)
0 Response to "Menyusui Saat Hamil, Amankah?"
Post a Comment