Pembalut Berbahan Kimia? Intips Bahayanya yuk!

Pembalut termasuk salah satu kebutuhan pokok bagi wanita setiap bulan. Pembalut mampu dibilang sebagai penolong bagi wanita di masa-masa penting, yakni menstruasi, nifas, dan lain sebagainya. Jika dahulu, orang harus ribet menggunakan kain untuk menahan darah menstruasi supaya tidak bocor kemana-mana, kini tinggal buka perekatnya, tempel di celana, beres dech. Masalah mampu teratasi dengan mudah dan wanita bebas melangkah tanpa takut bocor.
Saat ini beberapa merek pembalut dengan banyak sekali ukuran beredar di pasaran, sehingga wanita tidak perlu galau memilih pembalut yang sesuai dengan kebutuhan. Namun dibalik manfaat pembalut, ternyata ada ancaman yang mengintai para wanita. Hem, apakah itu? Ternyata, pembalut yang banyak beredar di pasaran mengandung zat kimia yang berbahaya bagi reproduksi wanita, yakni dioxin dan rayon yang merupakan materi pemutih.
Bahan kimia pemutih digunakan supaya warna pembalut terlihat bersih dan steril, akan tetapi efek sampingnya sangat luar biasa, alasannya yaitu dapat merusak kekebalan badan dan reproduksi wanita. Ingin tahu, ancaman apakah yang siap menimpa para wanita kalau terlalu sering terpapar pembalut berbahan kimia, intips aja yuk:

Ruam dan iritasi

Pemakaian pembalut dalam jangka waktu lama memicu kelembapan. Bayangkan saja, bagaimana darah bercampur keringat serta materi kimia dalam pembalut? Ruam dan iritasi merupakan dilema yang sering dialami jawaban kondisi yang terlalu lembab dan perembesan kurang maksimal.

Infeksi dan kanker serviks

Kandungan gel lelulosa dan kimia pemutih dalam pembalut sangat berbahaya untuk organ reproduksi alasannya yaitu dapat memicu infeksi bahkan menjadi pemicu kanker serviks.

Muncul benjolan gatal/bernanah

Pemakaian pembalut yang terlalu lama atau lebih dari tiga jam dapat memicu dilema pada organ kewanitaan, misalnya : iritasi, infeksi dan munculnya benjolan yang rasanya gatal atau sakit.
Agar terhindar dari ancaman pembalut berbahan kimia, simak tipsnya berikut ini :
-    Pilihlah pembalut dengan materi terbaik dan berkualitas, misalnya kapas yang memiliki daya serap baik.
-    Ganti pembalut setiap 3 jam sekali supaya kelembapan kawasan kewanitaan tetap terjaga
-    Segera konsultasikan ke dokter apabila mengalami dilema pada organ kewanitaan, misalnya : keputihan atau muncul benjolan.
-    Alternatif lain yang aman dan ramah lingkungan yaitu menggunakan pembalut kain.
Semakin cerdas kita memilih pembalut, maka risiko penyakit berbahaya yang menyerang organ kewanitaan akan mudah diminimalisir. Semoga berita diatas dapat bermanfaat bagi kita semua.

0 Response to "Pembalut Berbahan Kimia? Intips Bahayanya yuk!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel